Bandung, 14 April 2015
Indonesia saat ini
bersiap-siap untuk menyambut Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016.
Gerhana matahari terjadi ketika piringan Matahari tertutup oleh piringan Bulan
yang berada di antara Matahari dan Bumi. Peristiwa astronomis langka ini
rata-rata berlangsung dua kali setiap tahun dan hanya dapat diamati dari
sebagian kecil wilayah di permukaan Bumi.
Pada 2001 hingga 2020, hanya
terdapat tiga gerhana matahari yang teramati jelas di Indonesia, yakni gerhana
matahari cincin (GMC) 26 Januari 2009, GMT 9 Maret 2016, dan GMC 26 Desember
2016. GMT 9 Maret 2016 memiliki keistimewaan karena penduduk di seluruh wilayah
Indonesia dapat menyaksikan setidaknya gerhana matahari sebagian di pagi hari.
Lokakarya ini dibuka oleh
Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin. “Kita bersyukur dapat berkumpul
dengan komunitas-komunitas astronomi dan semua pihak yang terkait. Gerhana
matahari memang momen yang sangat penting dan dari pengalaman-pengalaman
sewaktu mengamati gerhana itu sangat menakjubkan dan kagumnya luar biasa,” ujar
Thomas. Dilanjutkan pula keynote speech oleh Prof. Dr. Bambang Hidayat yang
menyampaikan tentang gerhana matahari dari sudut pandang astronomi. Ia juga
akan memaparkan mengenai gambaran umum daya tarik gerhana dari sudut pandang
ilmiah hingga kebudayaan, kilas balik dan pengamatan gerhana matahari yang
pernah dilakukan di Indonesia, hingga peluang dan tantangan bagi masyarakat
ilmiah dan umum terkait gerhana yang akan terjadi.
Kredit : Prof Bambang Hidayat
Dalam lokakarya tersebut
dibahas mengenai beragam peluang dan tantangan yang muncul dengan terjadinya
gerhana. Lokakarya GMT ini bertujuan untuk mengumpulkan komunitas astronomi
guna membahas peluang terkait GMT 2016 dari sudut pandang penelitian, edukasi,
dan wisata. Sesi selanjutnya, plenary speech disampaikan oleh Prof. Dr. Taufiq
Hidayat dari Astronomi ITB dan E. Sungging Mumpuni dari Pusat Sains Antariksa
LAPAN. Kemudian disampaikan pula paparan dari Langitselatan, Avivah Yamani,
M.Si mengenai fenomena sosial terkait gerhana matahari.
Selanjutnya presentasi dari
Koordinator Nasional, Dra. Clara Yono Yatini, M.Sc (Ketiga dari Kiri) ; Koordinator Bidang Ilmiah,
Dr. Budi Dermawan (Pertama dari Kiri) ; Koordinator Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Dr. Hakim L.
Malasan (Kelima dari Kiri) ; Koordinator Bidang Humas, Dr. Mahasena Putra (Kedua dari Kanan); dan Koordinator Bidang
IT diwakili oleh Doni Marshall Rangga, S.Komp, CEH, RHCSA (Keenam dari Kiri) mengenai peranan
Teknologi Informasi dalam Pengamatan GMT 2016.
Sumber : Lapan
Foto : Cahyo Puji Asmoro